Kamis, 04 November 2010

PERKEMBANGAN INDIVIDU

Ardianwise lahir sebagai anak pertama dari 3 bersaudara. Ayahnya seorang pegawai negeri (gol.menengah) dan Ibunya seorang guru SD (dari lulusan SMA). Meski saat itu mereka hidup susah, tapi mereka selalu bersyukur dan merasa kecukupan .

Pada saat itu Ayah dan Ibunya, dengan bekerja keras siang dan malam berusaha mencari rejeki yang halal guna menghidupi keluarga dan menyekolahkan mereka bertiga. Keluarga mereka memang harus “prihatin”, karena ketiga anaknya butuh biaya yang tidak sedikit untuk bersekolah, sedangkan Ayah dan Ibunya adalah pegawai biasa yang tidak memiliki jabatan/kedudukan.

Saking sederhananya, saat itu mereka hanya memiliki sebuah motor Vespa Th.82. Ayahnya pergunakan Vespa tersebut untuk mengantar ketiga anaknya pergi bersekolah, mengantar istrinya mengajar, dan setelah itu baru dya dengan penuh semangat berangkat ke kantor (1 motor untuk berlima) tapi mereka tidak pernah malu, malahan mereka tetap bersyukur .
Saking sederhananya, saat itu makan daging menurut mereka adalah suatu hal yang sangat istimewa. Demi ketiga anaknya, Ayah dan Ibunya rela tidak makan (Boks Nasi) saat ada rapat di kantor, dan dibawalah pulang Boks tersebut agar mereka bertiga bisa makan bersama.
saat itu apapun dilakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ayahnya seringkali pulang larut malam untuk kerja lembur. Sementara itu Ibunya di saat sore atau malam, yang seharusnya adalah waktu beliau untuk beristirahat justru digunakan untuk memberikan les pelajaran guna mendapatkan uang tambahan. Dan ketiga anaknya pun sebelum berangkat & sesudah pulang sekolah, dengan senang hati membantu Ayahnya memberi makan ayam peliharaan di halaman belakang rumah.

Hasil menjual ayam di pasar, lantas ketiga anaknya pergunakan untuk membeli sepatu dan tas baru. Mereka pun merasa puas sekali merasakan hasil jerih payahnya sendiri & mereka tetap bersyukur.
Disaat teman-temanya sibuk dengan HP barunya, hati Ardianwise hanya bisa bergumam, “Kapan ya aku bisa punya HP seperti itu?? Rasanya meminta ke Orangtua hati ini tidak tega, karena aku tahu betapa itu hanya akan menambah beban pikiran dan membuat Ayah-Ibu ku semakin susah”. Alhasil sampai SMU, dya tidak punya HP! Tapi tidak mengapa, tidak perlu berkecil hati, yang terpenting aku bisa berprestasi di sekolah (semangatnya didalam hati).
Disaat teman-temanya ‘bangga’ dengan motor/mobil barunya, hati Ardianwise hanya bisa bergumam, “Kapan ya aku bisa punya motor sprti itu?? Rasanya meminta ke Orangtua, hati ini tidak tega karena aku tahu betapa itu hanya akan menambah beban pikiran dan membuat Ayah-Ibu semakin susah” Alhasil sampai SMU, Ardianwise hanya naik sepeda, bus/angkot dan terkadang diantar Ayah naik Vespa jika ke sekolah! Tapi tidak mengapa, tidak perlu berkecil hati, yg terpenting aku bisa berprestasi di sekolah (semangatku dalam hati).

Mereka bertiga terbiasa hidup sederhana dan prihatin, dengan segala keterbatasan itu, mereka tetap bisa berprestasi. Dan alhamdulillah sejak dri SD, SMP, SMU, dan Kuliah mereka selalu diterima di Sekolah/Perguruan Tinggi Negeri Favorit, terkemuka di kota mereka. Dan mereka termasuk siswa yang selalu masuk ranking 10 besar. Lulus pun dgn IPK Cumlaude.
Akhirnya roda itu berputar atas ikhtiar dan kerja keras (setelah 15 Th) Ayah promosi ke posisi yg lebih baik, dan Ibu menjadi Kepala Sekolah. akhirnya kesabaran mereka berbuah suatu berkah. Dan sekarang dapat dikatakan kehidupan kami menjadi jauh, jauh, jauh lebih baik! Saat ini Ardianwise bekerja sebagai Pegawai di salah satu Instansi Pusat (Jakarta), adenya yang ke-2 menunggu wisuda, dan adenya yang ke-3 akhirnya bisa mewujudkan cita2nya sedari kecil menjadi Taruna di sebuah Akademi.
sebuah pesan singkat yg ingin Ardianwise sampaikan, “Sayangi dan cintai kedua orang tuamu, jangan pernah sekalipun membuatnya sedih dan menangis. Tunjukkan kita bisa membalas semua kasih sayangnya dengan melakukan sesuatu hal yg bisa dibanggakan. Meskipun itu takkan pernah cukup untuk menggantinya .

” Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada Ibu Bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS Al Isra'; 23-24)

Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5729491